Rizki dan Aprilia Ridhawati
Lehninger (2005) mengatakan bahwa banyak enzim memiliki lebih dari satu bentuk molekuler di dalam spesies yang sama, pada jaringan yang sama bahkan di dalam sel yang sama. Enzim seperti ini memiliki bentuk yang berbeda namun mengkatalisa reaksi yang sama, karena enzim-enzim ini memiliki sifat-sifat kinetik dan dalam komposisi atau sekuen asam amino yang berbeda, maka enzim ini dapat dibedakan dan dipisahkan dengan prosedur yang sesuai. Bentuk enzim yang bervariasi ini disebut isoenzim atau isozim. Menurut Anonymous (2007)
isozim ialah produk dari gen-gen yang homolog sehingga belum tentu berasal dari lokus yang sama. Isoenzim yang berasal dari lokus yang sama dikenal sebagai allozim (dari allozyme, "allelic enzyme"). Variasi yang disebabkan oleh mutasi dapat diwariskan dan dapat digunakan sebagai pembeda antara satu varietas dengan varietas yang lain karena menunjukkan polimorfisme. Setiap isoenzim memiliki muatan listrik yang berbeda (karena perubahan urutan asam amino penyusunnya) sehingga akan bergerak dengan kecepatan yang berbeda pula pada elektroforesis. Perilaku ini dimanfaatkan dalam genetika molekuler untuk membedakan suatu sampel dengan sampel yang lain. Analisis isozim dapat mengindikasikan hubungan genetik di antara spesies karena strukturnya dikendalikan oleh gen. Isozim ini merupakan salah satu penanda molekuler yang telah banyak digunakan dalam bidang pemuliaan tanaman.
isozim ialah produk dari gen-gen yang homolog sehingga belum tentu berasal dari lokus yang sama. Isoenzim yang berasal dari lokus yang sama dikenal sebagai allozim (dari allozyme, "allelic enzyme"). Variasi yang disebabkan oleh mutasi dapat diwariskan dan dapat digunakan sebagai pembeda antara satu varietas dengan varietas yang lain karena menunjukkan polimorfisme. Setiap isoenzim memiliki muatan listrik yang berbeda (karena perubahan urutan asam amino penyusunnya) sehingga akan bergerak dengan kecepatan yang berbeda pula pada elektroforesis. Perilaku ini dimanfaatkan dalam genetika molekuler untuk membedakan suatu sampel dengan sampel yang lain. Analisis isozim dapat mengindikasikan hubungan genetik di antara spesies karena strukturnya dikendalikan oleh gen. Isozim ini merupakan salah satu penanda molekuler yang telah banyak digunakan dalam bidang pemuliaan tanaman.
Menurut Brown dan Weir, 1983; Pasteur et al., 1988; Brar, 1992 (dalam Hadiati dan Sukmadjaja , 2002) isozim memiliki beberapa karakteristik dan keuntungan, antara lain :
- Produk dari alel yang berbeda bergerak pada posisi yang berbeda dalam gel.
- Alel yang berbeda biasanya diwariskan secara kodominan, bebas dari epistasis, sehingga individu homozigot dapat dibedakan dari heterozygot.
- Seringkali posisi pita merupakan produk suatu lokus sehingga memungkinkan untuk mendeteksi jumlah gen yang mengkode suatu enzim dengan menganalisis pola pita dari enzim tersebut.
- Peralatan dan bahan yang diperlukan relatif murah dan percobaan dapat dilakukan dengan mudah di laboratorium.
- Jumlah sampel yang banyak dapat dianalisis dalam waktu singkat.
- Dapat dilakukan pada fase bibit sehingga menghemat waktu, tempat dan biaya.
Analisis isozim selain memiliki keuntungan menurut Asins et al.,1995 (dalam Karsinah et al., 2002), juga memiliki keterbatasan yaitu :
- Umur tanaman berpengaruh terhadap pola pita yang dihasilkan.
- Penanda isozim menghasilkan polimorfisme yang terbatas , sehingga sulit untuk membedakan kultivar yang bekerabat dekat.
Analisis isozim telah banyak digunakan sebagai penanda genetik untuk mengetahui keragaman genetik dan hubungan kekerabatan tanaman. Hadiati dan Sukmadjaja (2002) menggunakan isozim untuk mengetahui keragaman pola pita 30 aksesi nenas. Sedangkan Sudarmonowati et al. (2000) menggunakan isozim untuk mengetahui keragaman genetik pada tanman ubi kayu di Indonesia.
loading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar