Rizki, S.Si., M.P.
Lama penyinaran reltif antara siang dan malam dalam 24 jam akan mempengaruhi fungsi dari tumbuhan secara luas. Jawaban dari organisme hidup terhadap lamanya siang hari dikenal dengan fotoperiodisma. Dalam tetumbuhan jawaban/ respon ini meliputi perbungaan, jatuhnya daun dan dormansi. Di daerah sepanjang khatulistiwa lamanya siang hari atau fotoperioda akan konstan sepanjang tahun, sekitar 12 jam.
Di daerah temperata/ bermusim panjang hari lebih dari 12 jam pada musim panas, tetapi akan kurang dari 12 jam pada musim panas, tetapi akan kurang dari 12 jam pada musim dingin. Perbedaan yang terpanjang antara siang dan malam akan terjadi di daerah dengan garis lintang tinggi.
Berdasarkan responnya terhadap periode siang dan malam, tumbuhan berbunga dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu:
- Tumbuhan berkala panjang, yaitu tumbuhan yang memerlukan lamanya siang hari lebih dari 12 jam untuk terjadinya proses perbungaan, seperti gandum , bayam,dll.
- Tumbuhan berkala pendek, yaitu tumbuhan yang memerlukan lamanya siang lebih pendek dari 12 jam untuk terjadinya proses perbungaan, seperti tembakau dan bunga krisan.
- Tumbuhan berhari netral, yaitu tumbuhan yang tidak memerlukan perioda panjang hari tertentu untuk proses perbungaannya, misalnya tomat
Reaksi tumbuhan berskala panjang dan berskala pendek membatasi penyebarannya secara latitudinal sesuai dengan kondisi fotoperiodanya. Apabila beberapa tumbuhan terpaksa hidup di tempat yang kondisi fotoperiodanya tidak optimal, maka pertumbuhannya akan bergeser pada pertumbuhan vegetatif.
Misalnya bawang merah, tumbuhan berkala pendek, akan menghasilkan bulbus/ umbi lapis-nya yang besar apabila ditumbuhkan di daerah dengan fotoperioda yang panjang, hal ini memberikan arti ekonomi tertentu dan banyak dilakukan oleh pakar hortikultura.
Di daerah khatulistiwa tingkah laku tumbuhan sehubungan dengan fotoperioda ini tidaklah menunjukkan adanya pengaruh yang mencolok. Tumbuahan akan tetap aktif dan berbunga sepanjang tahun asalkan faktor-faktor lainnya, dalam hal ini suhu, air, dan nutrisi, tidak merupakan faktor pembatas
Rizki, S.Si., M.P.
Sumber bacaan
Syafei .1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. FMIPA ITB
Iswandi. 2012. Ekologi dan Ilmu Lingkungan. UNP Press
Mori, Kiyotoka. 1993. Hidrologi Untuk Pengairan.Jakarta: PT Pradnya Paramita
Odum, Howard.1992. Ekologi Sistem. Semarang: Gajah Mada University Press
Tim Penyusun Ekologi Tumbuhan USU. 2006. Pengantar Ekologi Tumbuhan. USU Press
dilanjutkan ke:
Rizki, S.Si., M.P.
Sumber bacaan
Syafei .1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. FMIPA ITB
Iswandi. 2012. Ekologi dan Ilmu Lingkungan. UNP Press
Mori, Kiyotoka. 1993. Hidrologi Untuk Pengairan.Jakarta: PT Pradnya Paramita
Odum, Howard.1992. Ekologi Sistem. Semarang: Gajah Mada University Press
Tim Penyusun Ekologi Tumbuhan USU. 2006. Pengantar Ekologi Tumbuhan. USU Press
dilanjutkan ke:
- Kualitas Cahaya (klik disini)
- Intensitas Cahaya (klik disini)
- Titik kompensasi (klik disini)
- Heliofita dan Siofita (klik disini)
- Cahaya Optimal Bagi Tumbuhan (klik disini)
- Adaptasi Tumbuhan Terhadap Cahaya (klik disini)
- Lama Penyinaran (klik disini)
- Variasi Suhu (klik disini)
- Suhu dan Tumbuhan (klik disini)
- Suhu dan Produktivitas (klik disini)
- Thermoperiodis (klik disini)
- Suhu dan dormansi (klik disini)
- Masa dan musim pertumbuhan (klik disini)
loading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar