oleh: Akri Yegi, Rizki, dan Siska Nerita
Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2010: 61). Konsep pembelajaran menurut Corey dalam Sagala (2010: 61) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
Lufri (2007:10) menyatakan bahwa “pembelajaran merupakan hal membelajarkan yang artinya mengacu kesegala daya upaya bagaimana menghasilkan terjadinya peristiwa belajar di dalam diri orang tersebut”. Menurut Lufri (2007:2) tujuan pembelajaran Biologi berangkat dari hirarki yang tertinggi sampai yang terendah yaitu tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional (tujuan lembaga), tujuan kurikuler (tujuan setiap mata pelajaran), tujuan pembelajaran umum, dan tujuan pembelajaran khusus.
Materi atau bahan pelajaran Biologi pada dasarnya berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori. Anak didik dalam pembelajaran Biologi harus diperkenalkan kepada alam nyata atau dimulai dari kehidupannya. Jangan memulai materi dari hal yang abstrak atau yang sulit ditemukan contohnya dalam kehidupan nyata.
Materi pembelajaran harus dirancang menarik dan mudah dipahami anak didik atau dikomunikasikan dengan bahasa yang sederhana. Pengalaman belajar maksudnya aktivitas yang harus dilalui atau dialami anak didik satuan pembelajaran tertentu. Misalnya untuk membahas suatu topik tertentu pengalaman belajar apa yang harus dilakukan anak didik. Misalnya untuk memahami perilaku hewan vertebrata, anak dituntut mengamati di kebun binatang atau di lingkungan tempat tinggalnya, demikian juga untuk menentukan kandungan yang terdapat dalam berbagai bahan makanan anak dituntut melakukan praktikum di Laboratorium. Jangan mengajarkan Biologi dengan berceramah saja, lengkapilah dengan pendekatan dan metode yang lain atau variasikanlah sesuai dengan kondisi materi, kondisi anak didik dan kondisi waktu (Lufri, 2007: 18).
Materi yang disajikan dan pengalaman anak didik yang dirancang guru akan dapat menciptakan persepsi dan image terhadap anak didik terhadap bidang ilmu itu. Misalnya, selama ini materi Biologi cenderung disajikan dalam bentuk istilah-istilah latin, klasifikasi, anatomi, morfologi yang harus dihafalkan anak. Hal ini telah membangun persepsi dan image anak didik terhadap Biologi, yaitu bahwa Biologi merupakan ilmu yang menekankan kepada hafalan. Padahal bukanlah demikian, sesungguhnya Biologi merupakan ilmu yang memerlukan pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi atau berpikir tingkat tinggi atau belajar Biologi harus menggunakan pertanyaan apa, kenapa, dan bagaimana. Lufri (2007: 18).
Proses pembelajaran atau pengajaran kelas menurut Dunkin dan Biddle dalam Sagala (2010: 63) berada pada empat variabel interaksi yaitu: 1) variabel pertanda (presage variables) berupa pendidik, 2) variabel konteks (context variables) berupa peserta didik, sekolah dan masyarakat, 3) variabel proses (process variables) berupa interaksi peserta didik dengan pendidik, dan 4) variabel produk (product variables) berupa perkembangan peserta didik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
loading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar