Pada umumnya pembelajaran dengan system modul akan melibatkan beberapa komponen, diantarannya:(1) lembar kegiatan peserta didik, (2) lembar kerja, (3) kunci lembar kerja, (4) lembar soal, (5) lembar jawaban dan (6) kunci jawaban. Komponen-komponen tersebut dikemas dalam format modul, sebagai berikut:
- Pendahuluan, yang berisis deskripsi umum, seperti materi yang disajikan, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dicaapai setelah belajar, termasuk kemampuan awal yang harus dimiliki untuk mempelajari modul tersebut.
- Tujuan pembelajaran, berisi tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai peserta didik, setelah mempelajari modul. Dalam bagian inidimuat pula tujuan terminal dan tujuan akhir, serta kondisi untuk mencapai tujuan.
- Tes awal, yang digunakan untuk menetapkan posisi peserta didik dan mengetahui kemampuan awalnya, untuk menentukan dari mana ia harus memulai belajar, dan apakah perlu untuk mempelajari atau tidak modul tersebut.
- Pengalaman belajar, yang berisi rincian materi untuk setiap tujuan pembelajaran khusus, diikuti dengan penilaian formatif sebagai balikan bagi peserta didik tentang tujuan belajar yang dicapainya.
- Sumber belajar, berisi tentang sumber-sumber belajar yang dapat ditelusuri dan digunakan oleh peserta didik.
- Tes akhir, instrumen yang digunakan dalam tes akhir sama dengan yang digunakan pada tes awal, hanya lebih difokuskan pada tujuan terminal setiap modul.[1]
Tugas pertama guru dalam pembelajaran system modul adalah mengorganisasikan dan mengatur proses belajar, antara lain: 1) menyiapkan situasi pembelajaran yang kondusif, 2) membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami modul atau pelaksanaan tugas, 3) melaksanakan penelitian terhadap setiap peserta didik.
Sistem pembembelajaran modul dipandang lebih efektif karena pembelajaran modul merupakan salah satu bentuk pembelajaran mandiri yang dapat membimbing siswa untuk belajar sendiri mengenai materi pelajaran tanpa adanya campur tangan guru atau dosen. Yang menjadi tujuan dari pembelajaran modul adalah sebagai berikut:
- Siswa dapat beajar sesuai dengan cara mereka masing-masing.
- Siswa mempunyai kesempatan untuk belajar sesuai dengan kecepatan msing-masing.
- Siswa dapat memilih topik pelajaran yang diminati, karena siswa tidak mempunyai pola minat yang sama untuk mencapai tujuan yang sama.
- Siswa diberi kesempatan untuk mengenal kelebihan dan kekurangannya, dan memperbaiki kelemahannya melalui program remedial.[2]
[1] Dr. Mulyono, M.A. Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran Di Abad Global. ( Malang: UIN-Malik PRESS, 2011), h. 68-70
[2] Sabri Ahmad. Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching. ( Jakarta: PT. Ciputat Press, 2010), h. 143-144
loading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar