Selamat Datang di situs materi perkuliahan yang diampu oleh Rizki, S.Si., M.P email: khi_bio@yahoo.com

Welcome on Rizkibio Web Learning


Bismillahirrahmaanirrahiim

Selamat datang di Web bimbingan Rizki, S.Si., M.P., Lecturer Program Studi Budidaya Tanaman Hortikultura, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Web ini di buat dengan tujuan untuk mempermudah mahasiswa dalam mendapatkan dan memahami konsep-konsep tentang mata kuliah yang dibimbing oleh penulis. Mereka tetap dapat mengakses materi tentang perkuliahan dimanapun mereka berada melalui smartphone, netbook, laptop, atau komputer yang terhubung dengan internet. Web ini juga dapat membantu mahasiswa dalam melakukan praktikum karena dalam web ini juga disediakan foto-foto objek atau gambar bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam praktikum (dalam pengembangan).
Semoga bermanfaat dan Selamat Belajar...........

Reproduksi Alga

Rizki, S.Si., M.P.
Reproduksi pada alga

Berkembang biak aseksual dalam alga cukup beragam. Beberapa bentuk uniseluler ganggang seperti Euglena berkembang biak dengan pembelahan biner, di mana sel induk membelah (membujur atau melintang) menjadi dua bagian yang sama. Kedua sel berkembang sebagai organisme dan mirip dengan sel induk. Fragmentasi merupakan proses pembagian aseksual dalam Sargassum dan ganggang kolonial lainnya, dimana sel induk terbagi menjadi dua atau lebih fragmen yang tumbuh menjadi organisme baru. Metode lain reproduksi aseksual adalah dengan pembentukan spora, sedangkan metode ini. Tergantung pada spesies alga, spora dapat diproduksi dalam sel vegetatif normal atau sel-sel khusus. Mereka baik motil atau non motil

Reproduksi ganggang dapat aseksual atau seksual; aseksual terjadi melalui fragmentasi, pembelahan biner dan pembentukan spora, sedangkan reproduksi seksual terjadi dengan peleburan dua gamet haploid.Seperti telah disebutkan, reproduksi seksual terjadi oleh persatuan gamet jantan dan betina. Gamet mungkin identik dalam bentuk dan ukuran (isogami) atau berbeda (heterogami). Beberapa bentuk yang paling sederhana dari alga seperti Spirogyra mereproduksi dengan metode konjugasi reproduksi seksual. Dalam proses konjugasi, dua untai berserabut (atau dua organisme) dari ganggang yang sama spesies pertukaran materi genetik melalui tabung konjugasi. Di antara dua untai, satu bertindak sebagai donor dan lain berfungsi sebagai penerima. Setelah bertukar materi genetik, dua untaian yang terpisah dari satu sama lain. Penerima kemudian menimbulkan organisme diploid. 

Dalam bentuk yang lebih tinggi dari ganggang, misalnya, Ulva dan Laminaria, silih bergantinya generasi biasanya teramati. Reproduksi aseksual dan seksual Keduanya terjadi pada organisme tersebut. Dengan demikian, bentuk dewasa organisme haploid gametofit dan organisme diploid disebut sporofit yang hadir dalam siklus hidup. Jika organisme gametofit dan sporofit yang mirip dalam penampilan, maka mereka disebut sebagai isomorfik, sedangkan alga disebut dengan bentuk gametofit dan sporofit berbeda disebut heteromorphic. 

Gametofit menghasilkan gamet haploid dengan pembelahan sel mitosis, yang bersatu untuk membentuk zigot diploid yang berkembang menjadi sporofit. Sporofit kemudian mengalami pembelahan sel meiosis menimbulkan spora haploid, yang tumbuh menjadi gametofit. Dengan cara ini, generasi gametofit dan sporofit mengubah satu sama lain. 


a. Vegetatif 

Algae uniseluler melakukan reproduksi vegetatif dengan pembelahan sel, alaga filamentik umumnya bereproduksi dengan cara fragmentasi talusnya dan sel-sel tiap fragmen membelah-belah sehingga terbentuk filamen baru. 

b. Reproduksi aseksual 

Ada algae yang membentuk sel khusus untuk memperbanyak diri tanpa mempersatukan diri dengan individu lain. Sel-sel tersebut sering disebut mitospora karena prosesnya melibatkan mitosis. Tipe-tipe mitospora (spora aseksual), yaitu: 

  1. Zoospora, Merupakan sel motil yang berflagel. Sel-sl tersebut dibentuk suatu sel atau sel-sel dalam suatu organisme nonmotil dalam jumlah yang banyak atau hanya satu jumlah flagel 2,4 atau lebih. 
  2. Aplanospora, Yaitu spora yang tidak bergerak 
  3. Hipnospora, Merupakan aplanospora yang berdinding tebal biasanya terbentuk karena keadaan yang tidak disukai. 
  4. Stadium Plamela, Sel ini mengalami gelatinisasi karena reproduksi aseksualnya tidak keluar yang disebabkan oleh kondisi kering. Akhirnya terbentuk koloni yang tidak berbentuk dan mengandung beberapa sel. 
c. Reproduksi Seksual 

Pada proses ini melibatkan plasmogami, sel kelamin atau gamet dapat berasal dari satu induk yang sama dan dapat mengadakan persatuan gamet. Tipe-tipe reproduksi seksual, yaitu: 
  1. Isogami, ditandai dengan sel-sel kelaminnya mempunyai bentuk dan ukuran yang sama 
  2. Anisogami, ditandai dengan sel-sel kelaminnya bentuk dan ukuran yang berbeda, ovum lebih besar dibandingkan dengan sperma 
  3. Oogami, sel kelamin mempunyai kondisi yang berbeda, ovum lebih besar dan tidak bergerak sedangkan sperma berukuran kecil tetapi aktif bergerak
loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Kesehatan Anda

loading...

Rizkibio Web Learning

Entri Populer