Selamat Datang di situs materi perkuliahan yang diampu oleh Rizki, S.Si., M.P email: khi_bio@yahoo.com

Welcome on Rizkibio Web Learning


Bismillahirrahmaanirrahiim

Selamat datang di Web bimbingan Rizki, S.Si., M.P., Lecturer Program Studi Budidaya Tanaman Hortikultura, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Web ini di buat dengan tujuan untuk mempermudah mahasiswa dalam mendapatkan dan memahami konsep-konsep tentang mata kuliah yang dibimbing oleh penulis. Mereka tetap dapat mengakses materi tentang perkuliahan dimanapun mereka berada melalui smartphone, netbook, laptop, atau komputer yang terhubung dengan internet. Web ini juga dapat membantu mahasiswa dalam melakukan praktikum karena dalam web ini juga disediakan foto-foto objek atau gambar bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam praktikum (dalam pengembangan).
Semoga bermanfaat dan Selamat Belajar...........

Pokok-pokok Tindakan dalam Menangani Kecelakaan di Laboratorium


Tujuan pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan adalah : 
  1. Mempertahankan korban agar tetap hidup; 
  2. Membuat korban agar tetap stabil dan tidak lebih parah; 
  3. Mengurangi rasa nyeri, tidak nyaman atau rasa cemas pada korban. 
a. Luka karena bahan kimia 

Luka pada kulit 
  1. Sebelum melakukan pertolongan, yakinlah bahwa lokasi aman untuk anda. 
  2. Gunakan pakaian pelindung sebelum melakukan pertolongan. 
  3. Periksalah ABC korban, dan beri tindakan jika diperlukan. 
  4. Alirkan air hangat (suam-suam kuku) pada luka selama 15 menit. 
  5. Lepaskan hati-hati pakaian yang terkena bahan kimia, sepatu atau perhiasan. 
  6. Tutup luka dengan bahan yang steril. 
  7. Jangan menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia lain. 
  8. Jangan jangan mengoleskan cairan atau lemak pada luka. 
  9. Bersikap tenang dan tenangkan korban selama menunggu pertolongan dokter. 
Luka pada mata 

Percikan bahan kimia pada mata dapat menimbulkan luka yang serius. Sebelum melakukan pertolongan, yakin bahwa situasi aman untuk anda. Jangan pindahkan korban, dan periksalah ABC-nya. 
  1. Cuci mata yang terkena bahan kimia dengan air suam-suam kuku selama 15 menit, lebih baik lagi jika menggunakan pencuci mata. 
  2. Bantu korban agar menggerak-gerakkan bola matanya, sehingga mata dapat dicuci dengan baik. 
  3. Jaga agar air cucian tidak mengkontaminasi mata yang tidak terluka. 
  4. Jika korban menggunakan contact lenses lepaskan segera. 
  5. Jangan menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia lain. 
  6. Jangan pula menambahkan salep pada mata yang terluka. 
  7. Membawa korban ke dokter. 
Keracunan karena bahan kimia tertelan 
  1. Jangan membujuk korban agar muntah. 
  2. Jika korban sadar, beri 2 gelas air. Jika bahan kimianya korosif, beri 1 gelas air setiap 10 menit. Jangan menetralisir dengan cara menambahkan bahan kimia lain. 
  3. Jika korban tidak sadar, jangan berikan sesuatu melalui mulut. Lakukan CPR jika perlu. 
  4. Tenangkan korban sampai mendapatkan pertolongan medis. 
Menghirup bahan kimia 
  1. Yakinlah bahwa anda sendiri aman sebelum melakukan pertolongan. 
  2. Gunakan pelindung pernafasan sebelum melakukan pertolongan jika tempat kejadian di ruang tertutup, sempit dan bahan beracun dalam konsentrasi tinggi. 
  3. Pindahkan korban ke tempat yang berudara segar. 
  4. Jika korban tidak bernafas, lakukan CPR sampai pertolongan medis datang. 
  5. Jika korban bernafas, longgarkan pakaian dan perhatikan jalan nafasnya. 
  6. Berikan dukungan agar korban tenang sampai mendapatkan pertolongan. 
a. Aliran Listrik 

Berikut ini yang harus dilakukan untuk menangani korban yang tersengat listrik adalah : 

1. Lihat keadaan sekitar dan kondisi korban 

Perhatikan terlebih dahulu kondisi sikorban dan sekitarnya. Lihat apakah korban masih terhubung dengan aliran listrik atau tidak. Jangan terburu-buru langsung menyentuh atau memegangsi korban. Jika korban masih terhubung dengan listrik, biasa jadi kita akan ikut kesetrum, walhasil kita jadi ikut menjadi korban. 

2. Matikan sumbe rlisrik 

Cari sumber listriknya dan matikan. Jika tidak bisa, singkirkan sumber listrik dari tubuh korban menggunakan benda yang tidak mengantarkan listrik, semisal kayu, plastik, atau karet. 

3. Pindahkan korban 

Jika lokasi kejadian tidak aman, pindahkan korban ketempat lain, lalu segera bawa korban kepusat layanan medis terdekat. Bisa juga dengan menghubungi nomor darurat agar sikorban dijemput. 

4. Lakukan perawatan 

Sambil menuju atau menunggu bantuan medis datang, baringkan korban dalam posisi telentang. Posisi kaki diatur agar lebih tinggi dari kepala untuk mencegah terjadinya shock. Periksa pula pernapasan dan denyut jantungnya. Jika jantung atau napas korban terhenti, Anda biasa melakukan tindakan cardio pulmonal resuscitation (CPR), dengan catatan anda menguasai teknik ini. 

b. Bahaya Hayati 

Tidak disarankan sekolah mengadakan percobaan-percobaan menggunakan mikroba patogenik, karena membahayakan jika tidak dalam pengawasan orang yang benar-benar ahli dalam masalah ini. Jika sekolah akan mengadakan percobaan-percobaan yang berkaitan dengan mikroorganisme, terutama jika bekerja dengan mikroorganisme patogenik, saran-saran berikut ini perlu diperhatikan dan dijalankan: 
  1. Ketika melakukan kegiatan (percobaan) yang berkaitan dengan mikroba patogenik, pintu dan jendela laboratorium sebaiknya ditutup untuk menghindari menyebarnya mikroba ke luar laboratorium. 
  2. Setelah selesai melakukan percobaan, jas laboratorium yang di gunakan harus dilepas dan digantungkan kedalam laboratorium. 
  3. Sebelum meninggalkan laboratorium, tangan harus dicuci dengan menggunakan zat antibakteri, misalnya sabun antiseptk, lalu dibasuh dengan air yang banyak. 
  4. Kultur (biakan) harus diberi label yang jelas mengenai jenis mikroba, media yang digunakan dan tanggal pengkulturan dilakukan. 
  5. Kultur hendaknya tidak terlalu lama disimpan di atas meja, tetapi harus secepatnya dipindahkan ke tempat yang khusus, misalnya kelemari es atau lemari penyimpan. (Lemari es yang digunakan untuk menyimpan biakan seperti ini tidak boleh digunakan untuk menyimpan bahan makanan. 
  6. Cawan-cawan perlu berisi kultur mikroba harus ditutup dan disegel rapat (sealed) dengan selotip untuk menghindari menyebarnya spora. 
  7. Sampah yang kemungkinan tertular mikroba harus di otoklaf atau dibakar sebelum dibuang. 
  8. Setiap bahan atau sampah yang berkemungkinan menularkan penyakit, yang diambil dan dalam laboratorium, harus dibawa dipindahkan di dalam wadah luar yang tidak dapat pecah dan tertutup rapat. 
  9. Langkah-langkah (procedures) yang melibatkan bahan-bahan yang dapat menularkan penyakit yang menghasilkan acrosol (suspensi partikel di dalamlemari aliran laminar (laminar flow cabinet) atau didalam wadah yang kedapn acrosol. 
  10. Ketika bekerja dengan bahan yang berkemungkinan mengandung penyakit menular, semua meja kerja harus disapu dengan disinfektan yang sesuai sebelum dan sesudah bekerja. 
  11. Semua zat yang tertetes/tertumpah harus seketika dibersihkan dengan menggunakan larutan disinfektan (misalnya natrium hipoklorida atau alkohol 70%). Tertumpahnya zat yang dapat menular penyakit harus segera dilaporkan ke pengelola laboratorium, dan kejadian itu harus dicatat di dalam buku catatan harian yang harus ada di dalam laboratorium. 
  12. Cairan biologis yang akan dibuat harus distelisasi, yang dapat digunakan dengan menambahi natrium klorit 2% pada cairan tersebut membiarkannya selama 24 jam.
Tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan di laboratorium 

Untuk meningkatkan taraf keselamatan dan keamanan di dalam laboratorium di sekolah pada umumnya, sejumlah peraturan perlu dibuat, diketahui, dan dipelajari, dan ditaati oleh seluruh yang terlibat pekerjaan di dalam laboratorium. 
  1. Semua yang terlibat dalam kegiatan laboratorium harus mengetahui letak keran utama gas, keran utama air, dan saklar utama listrik. 
  2. Semua yang terlibat dalam kegiatan laboratorium harus mengetahui letak alat-alat pemadam kebakaran, seperti tabung pemadan kebakaran, selimut tahan api, pancuran hujan (shower) dan pasir untuk memadamkan kebakaran. 
  3. Jika tidak ada petugas laboratorium atau guru sains, semua laboratorium harus berada dalam keadaan terkunci. 
  4. Bekerja dengan zat-zat beracun dan karsinogen harus selalu dilakukan di dalam lemari asap. 
  5. Gunakan tirai pengaman, pakaian pelindung, dan/atau kaca pelindung muka jika bekerja dengan zat-zat yang dapat meledak atau menyembur. 
  6. Gunakan penutup hidung dan mulut jika sedang menggerus zat kimia. 
  7. Gunakan sarung tangan khusus anti panas dan peralatan yang tepat saat menempatkan dan mengambil benda-benda dan otoklaf. 
  8. Jika memindahkan pipa gelas panjang dari satu tempat ketempat lain didalam laboratorium atau koridor laboratorium, pegang pipa pada posisi berdiri. Jangan memegangnya pada posisi mendatar atau miring. 
  9. Jagalah agar bak air dan tempat sampah selalu dalam keadaan bersih, dan dicuci secara teratur. 
  10. Botol besar selalu harus selalu dipindahkan dengan menggunakan alat pengangkut, misalnya meja dorong. Ketika memindahkan dari tempatnya kealat pengangkut. Janganlah memegang botol hanya pada lehernya. Peganglah pada badannya atau pangku lah badan botol itu. 
  11. Zat yang mudah terbakar hanya dibawa secukupnya kedalam ruang laboratorium, tidak lebih daripada 500ml. Sisanya harus tersimpan ditempat khusus untuk zat-zat mudah terbakar. 
  12. Botol berisi larutan amonia di dalam air (aqueans ammonia), yang kerapatannya selalu harus berada dalam keadaan dingin. Botol berisi larutan amonia baru harus selalu dibuka di dalam lemari asap dan yang membuka selalu harus menggunakan pelindung mata. 
  13. Botol-botol kosong yang tidak dipakai harus disingkirkan di tempat penyimpanan bahan. 
  14. Janganlah meletakkan reagen di tempat yang langsung terkena cahaya matahari. 
  15. Usahakan selalu mengenakan pakaian pelindung jika bekerja di dalam laboratorium, terutama jika bekas dengan zat-zat korasif. Jika mengenakan jas laboratorium, jangan mengenakan laboratorium yang terlalu longgar dan berlengan panjang, sebab tanpa disadari bagian jas yang menjurai dapat mengenai zat kimia berbahaya, menyentuh nyala pembakaran atau menyentuh alat yang sedang berputar. 
  16. Janganlah mencoba menghentikan putaran pemusing (centrifuge) dengan menahan ujung-ujungnya! Pemusing yang panjang lengannya !0cm dan diputar dengan kecepatan 5000 putaran per menit memiliki kecepatan linier sebesar 180 km j pada ujung-ujungnya! Ini sangat berbahaya jika mengenai jari atau bagian tubuh yang lain. 
  17. Janganlah mengisi (mencharge) batere di eekat nyala api. Pengisiannya menghasilkan hidrogen yang jika bercampur dengan oksigen di udara dapat meledak jika terkena api. 
  18. Ketika mengencerkan asam sulfat pekat. Janganlah memasukkan air ke dalam asam sulfat pekat tersebut. Lakukan sebaliknya, memasukkan asam sulfat ke dalam air sedikit demi sedikit. 
  19. Jangan makan dan minum di dalam laboratorium. Jadi jangan membawa makanan ke dalam laboratorium. Jangan menggunakan wadah di dalam laboratorium untuk minum atau makan! 
  20. Jangan berlari di dalam ruangan laboratorium dan koridor laboratorium. 
  21. Jangan bekerja sendirian di dalam laboratorium. Sekurang-kurangnya harus ada seorang petugas laboratorium menyertai. 
  22. Tumpukan bahan kimia apapun, termasuk air harus segera dibersihkan kerana dapat menimbukan kecelakaan. Misalnya, air yang tumpah di latai dapat menyebabkan orang terpeleset. Tumbahan cairan atau padatan di atas meja harus segera dibersihkan untuk mehindari kontak dengan kulit ataupun pakaian. 
  23. Jangan menggunakan perhiasan saat bekerja di laboratorium, sebab banyak bahan kimia yang dapat merusak bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat perhiasan. 
  24. Jangan menggunakan sandal atau sepatu terbuka atau sepatu hak tinggi selama bekerja di laboratorium. 
  25. Bila kulit terkena bahan kimia, segera cuci dengan air sebanyak-banyaknya sampai bersih. Jangan digaruk agar zat tersebut tidak menyebar atau masuk ke dalam badan melalui kulit. 
  26. Jangan sengaja menghirup bahan kimia. Jika harus melakukannya, lakukan dengan hati-hati. Jangan dihirup langsung melainkan dengan cara mengkibas-kibaskan tangan sehingga uap zat hanya sedikit yang masuk kehidung. 
  27. Jangan mengambil zat cair menggunakan pipet dengan jalan menghisapnya dengan mulut. Gunakan dengan alat pengisi (filter). 
  28. Butir-butir aturan yang ada di atas perlu “disosialisasikan” kepada semua yang bertugas di dalam laboratorium dan siswa yang akan menggunakan laboratorium. Agar lebih efektif, aturan-aturan ini atau sebagian dari butir-butir dianggap penting dan perlu dicetak dengan huruf-huruf berukuran relatif besar (12-15 pt) dan ditempelkan pada berbagai tempat yang strategis.
loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Kesehatan Anda

loading...

Rizkibio Web Learning

Entri Populer